ARTI KEINDAHAN BAGI MANUSIA
1.
Definisi Keindahan dan Manusia
Keindahan atau keelokan
merupakan sifat dan ciri dari orang, hewan, tempat, objek, atau gagasan yang
memberikan pengalaman persepsi kesenangan, bermakna, atau kepuasan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, keindahan diartikan sebagai keadaan yang enak
dipandang, cantik, bagus benar atau elok. Keindahan dipelajari sebagai bagian
dari estetika, sosiologi, psikologi sosial, dan budaya. Sebuah "kecantikan
yang ideal" adalah sebuah entitas yang dikagumi, atau memiliki fitur yang
dikaitkan dengan keindahan dalam suatu budaya tertentu, untuk kesempurnaannya.
Pengalaman
"keindahan" sering melibatkan penafsiran beberapa entitas yang
seimbang dan selaras dengan alam, yang dapat menyebabkan perasaan daya tarik
dan ketenteraman emosional. Karena ini adalah pengalaman subyektif, sering
dikatakan bahwa beauty
is in the eye of the beholder atau "keindahan itu berada pada
mata yang melihatnya."
Dilihat dari beberapa persepsi tentang keindahan berikut ini :
1.
Keindahan adalah sesuatu yang rnendatangkan rasa
menyenangkan bagi yang melihat(Tolstoy).
2.
Keindahan adalah keseluruhan yang merupakan susunan
yang teratur dari bagian-bagian yang saling berhubungan satu sarna lain, atau
dengan keseluruhan itu sendiri. Atau, beauty is an order of parts in their
manual relations and in their relation to the whole (Baumgarten).
3.
Yang indah hanyalah yang baik. Jika belum baik ciptaan
itu belurn indah. Keindahan harus dapat memupuk perasaan moral. Jadi
ciptaan-ciptaan yang amoral tidak bisa dikatakan indah, karena tidak dapat
digunakan untuk memupuk moral (Sulzer).
4.
Keindahan dapat terlepas sarna sekali dari kebaikan
(Winehelmann).
5.
Yang indah adalah yang rnemiliki proporsi yang
harmonis. Karena proporsi yang harrnonis itu nyata, maka keindahan itu dapat
disamakan dengan kebaikan. Jadi, yang indah adalah nyata dan yang nyata adalah
yang baik (Shaftesbury).
6.
Keindahan adalah sesuatu yang dapat mendatangkan rasa
senang (Hume).
7.
Yang indah adalah yang paling banyak mendatangkan rasa
senang, dan itu adalah yang dalam waktu sesingkat-singkatnya paling banyak
memberikan pengalaman yang menyenangkan (Hemsterhuis).
Manusia atau orang dapat diartikan berbeda-beda
menurut biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin
untuk manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi
otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan
konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya
dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka juga
seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan, mereka
dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam masyarakat
majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan kemampuannya
untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu sama lain serta
pertolongan.
Penggolongan manusia yang paling utama adalah berdasarkan jenis kelaminnya.
Secara alamiah, jenis kelamin seorang anak yang baru lahir entah laki-laki atau
perempuan. Anak muda laki-laki dikenal sebagai putra dan laki-laki dewasa
sebagai pria. Anak muda perempuan dikenal sebagai putri dan perempuan dewasa
sebagai wanita.
Penggolongan lainnya adalah berdasarkan usia, mulai dari janin, bayi,
balita, anak-anak, remaja, akil balik, pemuda/i, dewasa, dan (orang) tua.
Selain itu masih banyak penggolongan-penggolongan yang lainnya, berdasarkan
ciri-ciri fisik (warna kulit, rambut, mata; bentuk hidung; tinggi badan),
afiliasi sosio-politik-agama (penganut agama/kepercayaan XYZ, warga negara XYZ,
anggota partai XYZ), hubungan kekerabatan (keluarga: keluarga dekat, keluarga
jauh, keluarga tiri, keluarga angkat, keluarga asuh; teman; musuh) dan lain
sebagainya.
Manusia setiap waktu memperindah diri, pakaian, rumah, kendaraan dan
sebagainya agar segalanya tampak mempesona dan menyenangkan bagi yang
melihatnya. Semua ini menunjukkan betapa manusia sangat gandrung dan mencintai
keindahan. Seolah-olah keindahan termasuk konsumsi vital bagi indera manusia.
Tampaknya kerelaan orang mengeluarkan dana yang relatif banyak untuk keindahan
dan menguras tenaga serta harta untuk menikmatinya, seperti bertamasya ke
tempat yang jauh bahkan berbahaya, hal ini semakin mengesankan betapa besar
fungsi dan arti keindahan bagi seseorang. Agaknya semakin tinggi pengetahuan,
kian besar perhatian dan minat untuk menghargai keindahan dan juga semakin
selektif untuk menilai dan apa yang harus dikeluarkan untuk menghargainya, dan
ini merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang yang dapat menghayati keindahan.
Sebenarnya sulit bagi kita untuk menyatakan apakah keindahan itu. Keindahan
itu suatu konsep abstrak yang tidak dapat dinikmati karena tidak jelas.
Keindahan itu baru jelas jika telah dihubungkan dengan sesuatu yang berwujud
atau suatu karya. Dengan kata lain keindahan itu baru dapat dinikmati jika
dihubungkan dengan suatu bentuk. Dengan bentuk itu keindahan dapat
berkomunikasi. Jadi, sulit bagi kita jika berbicara mengenai keindahan, tetapi
jelas bagi kita jika berbicara mengenai sesuatu yang indah. Keindahan hanya
sebuah konsep, yang baru berkomunikasi setelah mempunyai bentuk, misalnya
lukisan, pemandangan alam, tubuh yang molek, film, nyanyian.
Kebudayaan diciptakan oleh manusia untuk memenuhi kebutuhan pokok hidupnya,
terutama kebutuhan hidup fisiknya. Setelah kebutuhan pokok dapat dipenuhi,
manusia menciptakan kesenian yang merupakan salah satu kebutuhan psikisnya yang
tercukupi melalui rasa keindahan (seni : rasa indah).
Keindahan berasal dari kata indah yang berarti bagus, cantik,
elok dan molek. Keindahan identik dengan kebenaran segala yang indah
itu selalu mengandung kebenaran. Walaupun kelihatanya indah tapi tidak
mengandung kebenaran maka hal itu pada prinsipnya tidak indah.
Keindahan yang bersifat universal, yaitu keindahan yang tak terikat oleh
selera perorangan, waktu, tempat atau daerah tertentu. Ia bersipat menyeluruh.
Segala sesuatu yang mempunyai sifat indah antara lain segala hasil seni,
pemandangan alam, manusia dengan segala anggota tubuhnya dan lain sebagainya.
Dalam bahasa Latin, keindahan diterjemahkan dari kata “bellum” Akar
katanya adalah “benum” yang berarti kebaikan. Dalam bahasa Inggris
diterjemahkan dengan kata “beatiful”, Prancis “beao” sedangkan
Italy dan Spanyol ”beloo”.
Dalam arti luas meliputi keindahan hasil seni, alam, moral dan intelektual.
Dan dalam arti estetik mencangkup pengalaman estetik seseorang dalam hubunganya
dengan hubunganya dengan segala sesuatu yang diserapnya. Sedangkan dalam arti
terbatas keindahan sangat berkaitan dengan keindahan bentuk dan warna.
Sesungguhnya keindahan itu memang merupakan suatu persoalan filsafati yang
jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada
pada semua benda yang dianggap indah dan kemudian menyamakan ciri-ciri atau
kwalita hakiki itu dengan pengertian keindahan. Jadi keindahan pada dasarnya
adalah sejumlah kwalita pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Kwalita
yang paling sering disebut adalah kesatuan (unity), keselarasan (harmony),
kesetangkupan (symmetry), keseimbangan (balance) dan perlawanan (contrast).
2. Hubungan Manusia dan Keindahan
Manusia dan keindahan memang tak bisa dipisahkan sehingga diperlukan
pelestarian bentuk keindahan yang dituangkan dalam berbagai bentuk kesenian
(seni rupa, seni suara maupun seni pertunjukan) yang nantinya manjadi bagian
dari kebudayaannya yang dapat dibanggakan dan mudah-mudahan terlepas dari unsur
politik. Kawasan keindahan bagi manusia sangat luas, seluas keanekaragaman
manusia dan sesuai pula dengan perkembangan peradaban teknologi, sosial, dan
budaya. Karena itu keindahan dapat dikatakan, bahwa keindahan merupakan bagian
hidup manusia. Keindahan tak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Dimanapun
kapan pun dan siapa saja dapat menikmati keindahan.
Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan
kebenaran adalah keindahan. Keduanya mempunyai nilai yang sama yaitu abadi, dan
mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran
berarti tidak indah. Karena itu tiruan lukisan Monalisa tidak indah, karena
dasarnya tidak benar. Sudah tentu kebenaran disini bukan kebenaran ilmu,
melainkan kebenaran menurut konsep seni. Dalam seni, seni berusaha memberikan
makna sepenuh-penuhnya mengenai obyek yang diungkapkan.
Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan.
Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar
(auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut.
keindahan tersebut pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan Tuhan.
Alamiah itu adalah wajar tidak berlebihan dan tidak kurang. Konsep
keindahan itu sendiri sangatlah abstrak ia identik dengan kebenaran. Batas
keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan
itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah,
sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik. Orang
yang mempunyai konsep keindahan adalah orang yang mampu berimajinasi, rajin dan
kreatif dalam menghubungkan benda satu dengan yang lainya. Dengan kata lain
imajinasi merupakan proses menghubungkan suatu benda dengan benda lain sebagai
objek imajinasi. Demikian pula kata indah diterapkan untuk persatuan
orang-orang yang beriman, para nabi, orang yang menghargai kebenaran dalam
agama, kata dan perbuatan serta orang –orang yang saleh merupakan persahabatan
yang paling indah.
Jadi keindahan
mempunyai dimensi interaksi yang sangat luas baik hubungan manusia dengan
benda, manusia dengan manusia, manusia dengan Tuhan, dan bagi orang itu sendiri
yang melakukan interaksi.
Pengungkapan keindahan dalam karya seni didasari oleh motivasi tertentu dan
dengan tujuan tertentu pula. Motivasi itu dapat berupa pengalaman atau
kenyataan mengenai penderitaan hidup manusia, mengenai kemerosotan moral,
mengenai perubahan nilai-nilai dalam masyarakat, mengenai keagungan Tuhan, dan
banyak lagi lainnya. Tujuannya tentu saja dilihat dari segi nilai kehidupan
manusia, martabat manusia, kegunaan bagi manusia secara kodrati.
Ada beberapa alasan mengapa manusia menciptakan keindahan, yaitu sebagai
berikut:
1) Tata nilai yang telah usang
Tata nilai yang terjelma dalam adat istiadat ada yang sudah tidak sesuai
lagi dengan keadaan, sehingga dirasakan sebagai hambatan yang merugikan dan
mengorbankan nilai-nilai kemanusiaan, misalnya kawin paksa, pingitan, derajad
wanita lebih rendah dari derajad laki-laki. Tata nilai semacam ini dipandang
sebagai mengurangi nilai moral kehidupan masyarakat, sehingga dikatakan tidak
indah. Yang tidak indah harus disingkirkan dan digantikan dengan yang indah.
Yang indah ialah tata nilai yang menghargai dan mengangkat martabat manusia,
misalnya wanita. Hal ini menjadi tema para sastrawan zaman Balai Pustaka,
dengan tujuan untuk merubah keadaan dan memperbaiki nasib kaum wanita. Sebagai
contoh novel yang menggambarkan keadaan ini ialah "layar terkembang"
oleh Sutan Takdir Alisyahbana, "Siti Nurbaya" oleh Marah Rusli.
2) Kemerosotan Zaman
Keadaan yang merendahkan derajad dan nilai kemanusiaan ditandai dengan
kemerosotan moral. Kemerosotan moral dapat diketahui dari tingkah laku dan
perbuatan manusia yang bejad terutama dari segi kebutuhan seksual. Kebutuhan
seksual ini dipenuhinya tanpa menghiraukan ketentuan-ketentuan hukum agama, dan
moral masyarakat. Yang demikian itu dikatakan tidak baik, yang tidak baik itu
tidak indah. Yang tidak indah itu harus disingkirkan melalui protes yang antara
lain diungkapkan dalam karya seni. Sebagai contoh ialah karya seni berupa
sanjak yang dikemukakan oleh W.S. Rendra berjudul "Bersatulah
Pelacur-pelacur Kota Jakarta". Di sini pengarang memprotes perbuatan bejad
para pejabat, yang merendahkan derajad wanita dengan mengatakan sebagai
inspirasi revolusi, tetapi tidak lebih dari pelacur.
3) Penderitaan Manusia
Banyak faktor yang membuat manusia itu menderita. Tetapi yang paling
menentukan ialah faktor manusia itu sendiri. Manusialah yang membuat orang
menderita sebagai akibat nafsu ingin berkuasa, serakah, tidak berhati-hati dan
sebagainya. Keadaan demikian ini tidak mempunyai daya tarik dan tidak
menyenangkan, karena nilai kemanusiaan telah diabaikan, dan dikatakan tidak
indah. Yang tidak indah itu harus dilenyapkan karena tidak bermanfaat bagi
kemanusiaan.
4) Keagungan Tuhan
Keagungan Tuhan dapat dibuktikan melalui keindahan alam dan keteraturan
alam semesta serta kejadian-kejadian alam. Keindahan alam merupakan keindahan mutlak
ciptaan Tuhan. Manusia hanya dapat meniru saja keindahan ciptaan Tuhan itu.
Seindah-indah tiruan terhadap ciptaan Tuhan, tidak akan menyamai keindahan
ciptaan Tuhan itu sendiri. Kecantikan seorang wanita ciptaan Tuhan membuat
kagum seniman Leonardo da Vinci. Karena itu ia berusaha meniru ciptaan Tuhan
dengan melukis Monalisa sebagai wanita cantik. Lukisan monalisa sangat terkenal
karena menarik dan tidak membosankan.
3. Cara-cara untuk mengetahui suatu keindahan
1. Renungan
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.[22]
Renungan berasal dari kata renunag, merenung artinya dengan diam-diam memikirkan sesuatu, atau memikirkan sesuatu dengan dalam-dalam. Renungan adalah hasil merenung.[22]
Setiap orang pernah merenung. Sudah tentu kadar renungannya satu sarna lain
berbeda, meskipun obyek yang direnungkan sama, lebih pula apabila obyek
renungannya berbeda. Jadi apa yang direnungkan itu bergantung kepada obyek dan
subyek.
2. Keserasian
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian berasal dari kata serasi-serasi dari kata dasar rasi artinya cocok, sesuai, atau kena benar. Kata cocok sesuai atau kena mengandung unsur pengertian perpaduan, ukuran dan seimbang.
Keserasian identik dengan keindahan. Sesuatu yang serasi tentu tampak indah
dan yang tidak serasi tidak indah. Karena itu sebagian ahli pikir berpendapat,
bahwa keindahan ialah sejumlah kualita pokok tertentu yang terdapat pada
suatuhal.
3.Kehalusan
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
Kehalusan berasal dari kata halus artinya tidak kasar (perbuatan) lembut, sopan, baik (budi bahasa), beradab. Kehalusan berarti sifat-sifat yang halus.
Halus itu berarti suatu sikap manusia dalam pergaulan baik dalam masyarakat kecil maupun dalam masyarakat luas. Sudah tentu sebagai lawannya ialah sikap kasar atau sikap orang-orang yang sedang emosi, bersikap sombong, bersikap kaku sikap orang yang sedang bermusuhan. Oleh karena itu kehalusan dapat menunjukan nilai keindahan seseorang dan sikap kasar bisa mengurangi nilai keindahan dari seseorang.
4. kontemplasi
Suatu proses bermeditasi, merenungkan atau berpikir penuh dan mendalam
untuk mencari nilai-nilai makna, manfaat, dan tujuan, atau niat hasil
penciptaan.
Disamping itu seni menurut waetaknya akan berpadu dengan keindahan karena
itu menurut logika deduktiv dapa dikatakan bahwa keindahan dalam seni juuga
harus di kontemplasikan. Keesimpulan ini mengandung dua saran :
1. bahwa untuk dapat menciptakannkeindahan dalam hasil karya seni teerlebih
dahulu harus ditempuh proses kontemplasi.
2. keindahan yang berpadu dalam hasil cipta seni harus dikontemplasikan
untuk menemukan rahasia dan nilai-nilai dibalik keindahan formalnya.
3. Analisis
Setelah kita mempelajari dan mengkaji Hubungan Manusia dan Keindahan dalam
Ilmu Budaya Dasar, maka kami dapat memberikan sebuah analisa yang kami
susun berdasarkan pemahaman dari materi metode dalam Ilmu Budaya Dasar.
- Keindahan identik dengan kebenaran. Keindahan merupakan kebenaran dan kebeenaran adalah keindahan. Keduanya memiliki nilai yang sama yaitu abadi, dan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah. Yang tidak mengandung kebenaran berarti tidak mempunyai keindahan. Adapun manusia juga mempunyai fitrah kesenangan terhadap keindahan dan kecenderungan terhadap sesuatu yang indah, sehingga hubungan keindahan dan manusia tak dapat dipisahkan.
- Hubungan manusia dan keindahan sangatlah erat, kerena rasa suka akan keindahan sudah menjadi fitrah dalam diri manusia. Meskipun dalam pribadi seseorang tidak dapat melakukan dan menerapkan rasa keindahan pada hakikatnya seseorang tersebut tetap menyukai akan keindahan.
- Banyak cara yang dilakukan oleh manusia itu sendiri dalam mencari keindahan. Orang yang suka terhadap seni maka dia akan menemukan keindahan tersebut dalam kesenian yang digelutinya dan banyak juga cara yang lainnya untuk mencari keindahan yaitu dengan merenungkan suatu hal, dimana dengan perenungan tersebut akan ditemukan rasa dan nilai keindahan yang diinginkan.\
4.
PENUTUP
Kesimpulan
- Keindahan pada dasarnya adalah almiah. Alam itu ciptaan tuhan. Ini berarti bahwa keindahan itu ciptan tuhan. Keindahan menyangkut kualita hakiki dari segala benda yang mengandung kesatuan (unity), keselarasan (harmony), kesetangkupan(symetri), keseimbangan(balance), dan pertentangan(contrast). Dari cirri-ciri itu diambil kesimpulan,bahwa keindahan tersusun dari keselarasan dan pertentangan dari garis, warna, bentuk, nada dan kata-kata.Adapun definisi manusia adalah sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos,
- Manusia menikmati keindahan berarti manusia mempunyai pengalaman keindahan. Pengalaman keindahan biasanya bersifat terlihat (visual) atau terdengar (auditory) walaupun tidak terbatas pada dua bidang tersebut. Batas keindahan akan behenti pada pada sesuatu yang indah dan bukan pada keindahan itu sendiri. Keindahan mempunyai daya tarik yang selalu bertambah, sedangkan yang tidak ada unsur keindahanya tidak mempunyai daya tarik.
- Adapun cara untuk mengetahui suatu keindahan itu sangat bersifat objektif Keindahan merupakan suatu persoalan filsafati yang jawabannya beraneka ragam. Salah satu jawaban mencari ciri-ciri umum yang ada pada semua benda kwalitas pokok tertentu yang terdapat pada suatu hal. Dan cara-cara nisa denga renungan atau semisalnya.
Referensi :
Nama : Septiani Dama Yanti
kelas : 1 EA 33
Npm : 18213390